Hidup Istiqomah Dengan Al-Qur'an: Misteri Proyek Raksasa Kubah Benih Kiamat (Doomsday Seed Vault) di Kutub Utara

Perjuangan Ummat Islam Indonesia Yang Sebenarnya

“Ikutilah zaman, yang beredar secepat kilat ! kejarlah waktu, dan janganlah biarkan waktu mengejar-ngejar kita! Gunakanlah setiap saat dan detik untuk menunaikan perang mentegakkan Kalimatillah, dalam bentuk dan sifat apa dan manapun! Ketahuilah! Sekali lampau, ia tidak berulang kembali! Songsonglah kedatangan kembali Imam Plm.T.dengan realisasi M.K.T Nomor 11 ini! Tunjukkanlah bukti patuh setiamu kepada Allah! Kepada Rosululloh SAW.! Dan kepada ulil amrimu, Ulil Amri Islam, tegasnya : Imam-Plm.T.! Itulah jalan Jihad Fi Sabilillah, satu-satunya Sirathal-Mustaqim!”.
Misteri Proyek Raksasa Kubah Benih Kiamat (Doomsday Seed Vault) di Kutub Utara
Raksasa-Raksasa Bill Gates, Rockefeller dan Perusahaan Rekayasa Genetika Tahu Sesuatu yang Kita Tidak Mengetahuinya

Satu hal yang berkaitan dengan penemu microsoft, Biil Gates yaitu tidak bisa dikatakan sebagai pemalas. Dia sudah menguasai pemrogaman diusia 14 tahun dan menemukan microsoft di usia 20 tahun ketika dia masih tercatat sebagai mahasiswa di niversitas Havard. Di tahun 1995dia sudah terdata di Forbes sebagai orang paling kaya di dunia dan menjadi pemegang saham terbesar di Micrisofnya, sebuah perusahaan yang dibangun dengan usaha kerasnya untuk menguasai monopoli secara de facto pada sistem piranti lunak (software) untuk komputer pribadi.

Di tahun 2006, ketika kebanyakan orang disituasi seperti itu mungkin berfikir untuk pensiun dan menenangkan diri di pulau Pasifik, Bill Gates memutuskan untuk mengabdikan dirinya pada yayasan Bill and Melinda Gates miliknya, sebuah yayasan pribadi yang bisa dikatakan sebagai yayasan paling “terbuka” dan terbesar di dunia dengan penghasilan 34, 6 milyar dolar dalam bentuk sumbangan yang diharuskan untuk mengeluarkan sebesar 1.5 milyar dolar per tahun untuk proyek-proyek amal di seluruh dunia agar terbebas dari pajak denga status amal. Sumbangan tersebut berasal dari teman dan rekan bisnis, maga-investasi Waren Buffet di tahun 2006, yang beberapa dari 30 milyar dolar diantaranya atau seharga saham di Buffet’s Berkshire Hathaway telah menempatkan Gate dalam sebuah perkumpulan yang menghabiskan hampir menyerupai keseluruhan anggaran tahunan organisasi kesehatan dunia PBB. Jadi, ketika Bill Gates memutuskan untuk menginvestasikan 30 juta dolar dari hasil jerih payahnya melalui yayasan Gate dalam sebuah proyek, hal tersebut patut untuk dikaji.



Tak ada yang lebih penting saat itu daripada sebuah proyek yang tidak lazim di salah satu tempat paling terpencil di dunia, Svalbard. Bill Gates sedang menginvestasikan jutaan dolar di bank benih, di laut Barents dekat Samudra Kutub Utara yang terletak 1.100 km dari kutub utara. Svalbard adalah sebuah tempat tandus berbatu yang diklaim oleh Norwegia dan baru diserahkan pada tahun 1925 melalui perjanjian internasional (lihat peta).

Di pulau yang “diabaikan tuhan” ini Bill Gates menginvestasikan puluhan juta dolarnya bersama dengan Yayasan Rockfeller, perusahaan agrokimia (Monsato Corporation), Yayasan Syngenta, dan pemerintahan Norwegia yang diantaranya disebut ‘bank benih kiamat‘. Secara resmi proyek itu dinamakan Svalbard Global Seed Vault di Spitsbergen yang terletak di kepulauan Norwegia, bagian dari kumpulan pulau Svalbard.



Bank benih dibangun di dalam sebuah gunung di pulau Spitsbergen dekat desa kecil Longyearbyen. Menurut pemberitaan mereka, bank benih tersebut sudah hampir siap untuk bisnis. Bank tersebut akan memiliki pintu tahan ledakan ganda dengan sensor gerakan, dua pengunci udara (airlocks), dan dinding beton dari baja berketebalan satu meter. Di dalamnya akan mampu memuat sampai tiga juta jenis benih yang berbeda dari seluruh dunia, dengan begitu menurut pemerintah Norwegia, keanekaragaman benih dapat terpelihara untuk masa depan. Benih-benih akan dibungkus secara khusus untuk mengeluarkan embun atau uap lembab. Disana tidak akan ada staff yang bekerja seharian, tetapi relatif susahnya akses kesana akan memudahkan mengamati kemungkinan apa saja aktifitas manusia.

Apakah kita melewatkan sesuatu disini? Pemberitaan mereka mengatakan ‘dengan begitu keanekaragaman benih dapat terpelihara untuk masa depan’. Masa depan yang seperti apa yang diramalkan sponsor bank benih, bahwa hal tersebut akan mengancam persediaan benih saat ini, hampir semua benih diseluruh dunia yang ditunjuk sudah dilindungi dengan baik oleh bank benih.Kapanpun Bill Gates, Yayasan Rockfeller, Monsanto dan Syngenta, berkumpul bersama dalam proyek tertentu, hal ini patut dikaji lebih dalam dibalik bebatuan di Spitsbergen. Ketika kita melakukannnya, kita akan menemukan sesuatu yang menarik.



Poin penting pertama adalah siapa yang mensponsori kubah benih kiamat (Doomsday Seed Vault) yang bergabung dengan orang-orang Norwegia disini adalah seperti yang sudah dikemukakan, Yayasan Bill and Melinda Gates; perusahaan agribisnis raksasa AmerikaDupont/Pioneer Hi-bred, salah satu pemilik perusahaan benih tanaman dan menganai kimia tanaman (agrichemical), modifikasi-genetik yang sudah dipatenkan yang terbesar di dunia; Syngenta, benih utama GMO yang berbasis Swiss dan perusahaan agrikimia melalui yayasan Syngentanya; yayasan Rockfeller, group swasta yang menciptakan “revolusi gen” dengan lebih dari 100 juta dolar benih uang tahun 1970an; CGIAR, jaringan global yang dibuat oleh yayasan Rockfeller untuk mempromosikan genetik alami yang ideal melalui perubahan pertanian.

CGIAR dan proyeknya
Seperti yang sudah saya jelaskan dibuku kehancuran benih “seed of destruction”, di tahun 1960 yayasan Rockfeller, dewan pengembangan pertanian III, John. D dan Ford foundation menjalin kekuatan untuk menciptakan lembaga penelitian padi internasional (IRRI) di Los Banos, Philipina pada tahun 1971. Yayasan Rockfeller IRRI, bersama dengan pusat pengembangan jagung dan gandum internasional yang berbasis di Mexico dan dua dari Rockfeller yang lain, IITA untuk pertanian tropis, Nigeria dan IRRI untuk padi, di Filipina digabungkan untuk membentuk Group on International Agriculture Research / CGIAR.

CGIAR terbentuk pada rangkaian konferensi tertutup yang diselenggarakan di pusat konferensi yayasan Rockfeller di Bellago, Italy. Peserta utama dalam pembicaraan di Bellago adalah Goerge Harrar dari yayasan Rockfeller, Forrest Hill dari Ford Foundation; Robert McNamara dari Bank Dunia dan Maurice Strong, organisator lingkungan internasional keluarga Rockefeller, yang menjabat sebagai komisaris yayasan Rockfeller, mengorganisir pertemuan Earth Summit PBB di Stockholm pada tahun 1972. Itu adalah bagian dari fokus sepanjang dekade untuk mengalihkan ilmu pengetahuan ke pelayanan genetika, sebuah versi keras dari kemurnian ras, seperti yang telah disebutnya sebagai Proyek .

Untuk memastikan pengaruh yang maksimum, CGIAR menggambarkan seperti dalam Organisasi Makanan dan Pertanian PBB (FAO), Program Pembangunan di PBB dan Bank Dunia. Dengan begitu, melalui penentuan perencanaan yang hati-hati , yayasan Rockfeller di awal tahun 1970an berda di posisi untuk membentuk kebijakan pertanian global, dan memang terwujud.

Dengan dibiayai oleh dermawan Rockfeller Ford Foundation melalui bantuan penelitian, CGIAR melihat bahwa memimpin para ilmuwan pertanian dunia ketiga dan para ahli ilmu tanah telah membawa Amerika Serikat “menguasai” konsep produksi agribisnis modern kemudian dikembangkan kembali di negaranya masing-masing. Dalam prosesnya mereka menciptakan pengaruh jaringan yang tak ternilai untuk promosi agribisnis Amerika Serikat di beberapa negara itu, paling istimewa pada promosi revolusi-genetik GMO dalam pengembangan negara, semua itu atas nama ilmu pengetahuan dan efisiensi untuk mendukung pertanian pasar bebas.

Rekayasa Genetik Sebagai Sesuatu Untuk Menguasai Bangsa ?
Saat ini Bank Benih Svalbard mulai manjadi menarik. Dan juga mulai lebih baik. “Proyek yang saya maksud disini adalah proyek dari Yayasan Rockfeller dan minat finansial yang besar sejak tahun 1920an untuk memakai egenetika yang kemudian diberi nama rekayasa genetika, untuk membenarkan penciptaan rekayasa genetik Master race. Hitler dan para Nazi menyebutnya segai Ayran Master Race.

Egenetika Hitler telah dibiayai untuk pengembangannya oleh Yayasan Rockfeller sama seperti yang sekarang sedang membangun kubah benih kimat (doomsday seed vault) untuk mengawetkan setiap benih di planet kita. Sekarang hal ini menjadi benar-benar semakin menarik. Yayasan Rockfeller yang sama menciptakan ilmu pseudo-science biologi molekuler dalam usahanya yang tanpa henti terhadap pengurangan kehidupan manusia hingga mencapai taraf ‘menentukan urutan gen’ (defining gene sequence) yang kemudian mereka harapkan mampu memodifikasi agar ciri-ciri manusia berubah seperti yang dikehendaki. Para ilmuwan egenetika Hitler, banyak diantaranya yang secara diam-diam setelah perang dunia dibawa ke Amerika Serikat untuk melajutkan penelitian egenetika biologis mereka, yang telah menempatkan banyak pengajaran mengenai rekayasa genetika dari aneka bentuk kehidupan, banyak diantaranya mendukung secara terbuka untuk mencapai Reich Ketiga melalui dana bantuan dari Yayasan Rockefeller.

Yayasan Rockfeller yang sama juga menciptakan apa yang disebut Revolusi Hijau, terlahir dari perjalanan ke Mexico di tahun 1946 oleh Nelson Rockfeller dan mantan sekretaris urusan perjanjian bidang pertanian ( New Deal Secretary of Agriculture) dan pendiri Pioneer Hi-Breed Seed Company, Henry Wallace.

Revolusi Hijau ditujukan untuk memecahkan masalah kelaparan dunia khususnya di Meksiko, India dan negara-negara terpilih lainnya dimana Rockefeller bekerja. Pakar ilmu tanah yayasan Rockefeller, Norman Borlaug, memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian atas pekerjaannya tersebut, hal yang sama juga diberikan kepada Henry Kissinger.

Dalam kenyataannya, sebagaimana muncul pada tahun-tahun kemudian, Revolusi Hijau merupakan suatu skema keluarga Rockefeller yang cemerlang dalam mengembangkan globalisasi agribisnis dimana mereka kemudian dapat memonopoli sebagaimana yang telah mereka lakukan di industri minyak dunia pada permulaan setengah abad sebelumnya. Seperti yang dikumandangkan Henry Kissinger di tahun 1970an, ‘ Jika kamu menguasai minyaknya, kamu menguasai negaranya, jika kamu menguasai makanannya, kamu menguasai populasinya.’

    Agribisnis dan Revolusi Hijau Rockefeller berjalan bergandengan tangan. Mereka adalah bagian dari strategi besar yang termasuk di dalamnya membiayai penelitian untuk pengembangan rekayasa genetik tanaman dan binatang beberapa tahun kemudian.



John H. Davis adalah seorang Asisten Sekretaris Pertanian di bawah Presiden Dwight Eisenhower pada awal tahun 1950-an. Dia meninggalkan Washington di tahun 1955 dan pergi ke Harvard Graduate School of Business, tempat yang tidak biasa bagi seorang pakar pertanian pada saat itu. Dia mempunyai strategi yang jelas. Pada tahun 1956, Davis menulis sebuah artikel di Harvard Business Review dan memplokamirkan bahwa ”satu-satunya cara untuk memecahkan apa yang disebut masalah pertanian atau perkebunan sekali dan untuk semua, dan untuk menghindari program pemerintah yang tidak praktis, adalah dengan mengembangkan dari pertanian ke agribisnis.” Dia tahu secara persis apa yang ada dalam pikirannya, meskipun beberapa orang lain kemudian mempunyai petunjuk lagi --- sebuah revolusi pada produksi pertanian yang akan memusatkan kontrol pada mata rantai makanan di tangan perusahaan multinasional, jauh dari keluarga petani tradisional.3

Aspek penting yang mendorong minat Yayasan Rockefeller dan perusahaan-perusahaan agribisnis Amerika Serikat adalah fakta bahwa Revolusi Hijau didasarkan pada perkembang-biakan benih hibrida yang baru di pasar-pasar yang sedang berkembang. Satu aspek vital bibit hibrida adalah kekurangan kapasitas reproduksinya. Hibrida memiliki sebuah proteksi dari dalam melawan multiplikasi. Tidak seperti spesies normal yang diserbuki secara terbuka dimana benih memberikan hasil yang hampir sama dengan induknya, hasil bibit yang dihasilkan oleh tanaman hibrida secara signifikan lebih rendah dari generasi pertamanya.

Menurunnya hasil karakteristik hibrida dimaksudkan petani harus secara normal membeli bibit setiap tahun agar mendapatkan hasil yang tinggi. Lagi pula hasil yang lebih rendah pada generasi kedua mengeliminasi perdagangan benih yang seringkali dilakukan oleh para produser benih tanpa perijinan perternak. Hal itu mencegah pendistribusian kembali benih tanaman komersial oleh para makelar.

Jika perusahaan besar benih multinasional mampu mengontrol garis benih induk di dalam rumah, maka tidak ada para pesaing atau petani yang bisa memproduksi hibrida kembali. Kosentrasi global paten bibit hibrida ke dalam genggaman perusahaan benih raksasa, dipimpin oleh Pioneer





















http://forum.detikinet.com/showthread.php?p=48533

http://www.medancity.com/forum/mdn1/showthread.php?t=3881

http://www.ubb.ac.id/featurelengkap.php?judul=Misteri%20Proyek%20Raksasa%20Kubah%20Benih%20Kiamat%20(Doomsday%20Seed%20Vault)%20di%20Kutub%20Utara&&nomorurut_berita=115

http://en.wikipedia.org/wiki/Svalbard_Global_Seed_Vault

http://www.telukbone.org/index.php?option=com_content&task=view&id=2829&Itemid=106
Label:

inoe joe-closer

Check Page Rank of any web site pages instantly:
This free page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service