Hidup Istiqomah Dengan Al-Qur'an: Keutamaan Menziarahi Kubur Nabi

Perjuangan Ummat Islam Indonesia Yang Sebenarnya

“Ikutilah zaman, yang beredar secepat kilat ! kejarlah waktu, dan janganlah biarkan waktu mengejar-ngejar kita! Gunakanlah setiap saat dan detik untuk menunaikan perang mentegakkan Kalimatillah, dalam bentuk dan sifat apa dan manapun! Ketahuilah! Sekali lampau, ia tidak berulang kembali! Songsonglah kedatangan kembali Imam Plm.T.dengan realisasi M.K.T Nomor 11 ini! Tunjukkanlah bukti patuh setiamu kepada Allah! Kepada Rosululloh SAW.! Dan kepada ulil amrimu, Ulil Amri Islam, tegasnya : Imam-Plm.T.! Itulah jalan Jihad Fi Sabilillah, satu-satunya Sirathal-Mustaqim!”.
Keutamaan Menziarahi Kubur Nabi
Posted on 10 12009vUTC07bUTCMon, 06 Jul 2009 06:52:56 +0000 2006 by antosalafy

Rate This




Keutamaan Menziarahi Kubur Nabi
-Shallallahu alaihi wasallam-

“Barangsiapa yang menunaikan ibadah haji ke Ka’bah lalu dia tidak menziarahi aku maka dia telah berbuat kasar kepadaku.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Adi (7/2480), Ibnu Hibban dalam Adh-Dhuafa` (2/73) dan dari jalannya, Ibnu Al-Jauzi dalam Al-Maudhuat (2/217). Semuanya dari jalan Muhammad bin Muhammad bin An-Nu’man bin Syabl dari kakeknya dia berkata: Malik menceritakan kepada kami dari Nafi’ dari Ibnu Umar secara marfu’.

Ash-Shaghani membawakan hadits ini dalam Al-Ahadits Al-Maudhuah hal. 6 dan Asy-Syaukani dalam Al-Fawaid Al-Majmuah fi Al-Ahadits Al-Maudhuah hal. 42. Adz-Dzahabi berkata dalam Al-Mizan (3/237), “Hadits ini palsu.”

Cacat hadits ini adalah Muhammad bin An-Nu’man ini, Ibnu Al-Jauzi berkata tentang orang ini, “Dia meriwayatkan dari rawi-rawi tsiqah, hadits-hadits yang sangat jelek dan meriwayatkan dari rawi-rawi yang kuat hafalannya, hadits-hadits yang maqlub (terbalik).” Ad-Daraquthni berkata, “Cacat dalam hadits ini adalah Muhammad bin Muhammad bin An-Nu’man.”
[Diringkas dari Adh-Dhaifah (1/119/no. 45) karya Asy-Syaikh Al-Albani –rahimahullah-]

Hadits kedua:

“Barangsiapa yang menunaikan ibadah haji lalu dia menziarahi kuburku setelah kematianku, maka dia bagaikan orang yang mengunjungiku ketika aku masih hidup.”

Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani (3/203/2), Ad-Daraquthni (hal. 279) dan Al-Baihaqi (5/246), semuanya dari jalan Hafsh bin Sulaiman Abu Amr dari Al-Laits bin Abi Sulaim dari Mujahid dari Abdullah bin Umar secara marfu’.
Sanad hadits ini dhaifun jiddan (lemah sekali) karena di dalamnya ada dua cacat:
1. Laits bin Abi Sulaim adalah rawi yang lemah karena hafalannya telah rusak di akhir hidupnya.
2. Hafsh bin Sulaim ini adalah Al-Qari`. Ibnu Hajar berkata tentangnya, “Matrukul hadits (ditinggalkan haditsnya).” Bahkan Ibnu Main berkata, “Dia adalah seorang pendusta.”
[Diringkas dari Adh-Dhaifah (1/120/no. 47]

Sumber: http://al-atsariyyah.com/?p=793
Label:

inoe joe-closer

Check Page Rank of any web site pages instantly:
This free page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service